World Cup Park, Taman dari Tumpukan Sampah
Haneul Park |
Tak ada salahnya mengunjungi tempat yang sering didatangi oleh masyarakat lokal ketika berkunjung ke negara lain. Di sinilah, kita dapat lebih mengenal masyarakat tersebut dari cara mereka berkegiatan dan bersosialisasi. Tentu mengunjungi lokasi terkenal merupakan nilai plus, namun saya tidak menutup kemungkinan untuk pergi ke tempat-tempat yang malah belum terjamah oleh para wisatawan.
Di Korea Selatan, negara yang saya kunjungi ini, memiliki banyak tempat wisata buatan yang dikelola dan didesain sedemikian rupa hingga menarik dan mendatangkan banyak pengunjung. Di antaranya, ada area yang direnovasi agar dapat digunakan sebagai tempat bersantai masyarakat lokal. Salah satu tempat buatan yang ingin saya kenalkan adalah taman yang berada di Seoul, Korea Selatan. Inilah World Cup Park, sebuah area terbuka yang dibangun atas dasar kepedulian akan lingkungan.
World Cup Park memiliki lima taman yaitu Pyounghwa (kedamaian), Haneul (langit), Noeul (matahari terbenam), Nanjicheon, dan Nanji Hangang Park, serta sebuah stadion olahraga yang bernama World Cup Stadium. Secara kasat mata, kelima taman ini memiliki perbedaan dengan taman biasa yakni dari segi ketinggian layaknya sebuah bukit. Ternyata bukan sembarang bukit, taman ini dibentuk dari tumpukan sampah yang menggunung kemudian ditutup menjadi sebuah taman. Hal inilah yang kemudian membuat saya dan beberapa rekan memutuskan untuk mengikuti kegiatan eco-activity yang diselenggarakan oleh Museum World Cup Park, untuk menjawab rasa ingin tahu kami terhadap taman ini.
Taman Bukit |
Taman ini bukan hadir dengan sendirinya karena berasal dari alam. Ada usaha dan peluh masyarakat untuk menyelamatkan lingkungan. Sejarah tentang asal mula penumpukan sampah hingga terbentuknya lima taman besar di atasnya, tertuang dalam Museum World Cup Park. Di sinilah saya dan teman-teman mendengarkan penjelasan tentang sejarahnya dan ikut serta dalam eco-activity yaitu menghias sebuah kaos bertemakan World Cup Park. Hiasannya sungguh mudah, kami hanya diminta untuk menuliskan tulisan dalam bahasa Korea yang berarti Noeul Park.
Sampah menjadi dasar World Cup Park |
Sambil menunggu hasil karya kering, kini giliran saya dan teman-teman melihat sendiri bagaimana karya perubahan ini. Karena keterbatasan waktu, kami hanya mengunjungi satu taman yaitu Haneul Park. Bukit menjulang menanti kami di jembatan, tak terkira berapa banyak sampah yang tersimpan di bawahnya.
Haneul Park yang kami kunjungi, banyak didatangi oleh pasangan serta keluarga yang menghabiskan akhir pekannya untuk bersantai piknik ataupun sekedar mencari keringat dengan jogging. Tangga yang harus dilewati, serta cukup luasnya taman ini memang sangat baik untuk sarana berolahraga mudah dan murah. Sesungguhnya pemandangan yang ditawarkan tidaklah banyak karena Haneul Park sebagian besar diisii oleh rumput ilalang. Sederhana memang, namun taman ini dapat memberikan banyak hal, bukan hanya kesehatan tapi juga pemahaman akan lingkungan dari sejarah yang melekat pada taman ini.
Menuju Haneul Park |
Haneul Park |
Saya di Haneul Park |
Pemandangan World Cup Stadium dari Haneul Park |
Sepeda pinjam |
Seoul Korea Selatan, Oktober 2012
#catatanperjalanan #emmasabatini #ruangterbuka #seoul #park #worldcuppark #haneulpark #travelwriting #travelphotography
No comments: