Senyum dari Ciberang

February 13, 2016
"Perjalanan bukan hanya tentang tujuannya, tapi juga dengan siapa perjalanan itu dilakukan."



Perjalanan pagi itu kami mulai pukul 06.00 dari Cilegon Barat, sekitar 2 jam perjalanan ditempuh melewati kota Serang-Rangkasbitung hingga Ciberang. Mungkin karena bangun pagi dan mata kami masih segar sehabis sarapan, tawa-canda nyanyian bersorai di bus ELF yang kami tumpangi. Terimakasih kepada guitalele yang memberikan warna dalam setiap petikan nada dan harmoninya. Terimakasih pula kepada speaker kecil yang bisa menghubungkan lagu-lagu barat hingga dangdut untuk diperdengarkan secara lantang. Pagi itu kami telah melewati dengan keceriaan, dan itu sepertinya alasan mengapa langitpun memberikan senyum cerianya kepada kami.

Arung jeram adalah destinasi kegiatan pertama kami dalam perjalanan hari ini.





Sesampainya di sana, kami disambut oleh tim rafting (arung jeram) Ciberang dengan mangkuk makanan berisi gorengan dan teh hangat. Kami adalah tim satu-satunya di pagi itu. Bersantai sejenak, kami-pun bersiap-siap dengan pelampung dan helm serta tidak lupa untuk mengabadikan moment sebelum basah-bahasan. Arus sedang untuk arung jeram menanti kami, mungkin karena wilayah Banten sudah seminggu ini diguyur hujan deras. Terbukti, arus sedang menambah tantangan dan justru mengasyikkan untuk melaju. Walau ada 3 rekan yang jatuh pada saat perjalanannya.

Kelapa muda rasanya selalu tampak istimewa dalam setiap perjalanan. Kali inipun kelapa muda telah menanti kami setelah selesai arung jeram. Entah lapar atau apa, kelapa muda dan gorengan yang disediakan habis dengan seketika. Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke pemandian air panas. Tapi pemandian air panas ini bukan alami, kondisinya seperti seperti kolam renang biasa, hanya berbeda di kehangatan air. Matahari terik dan air pun panas! Memasukkan kaki saja tak kuat lama-lama

Nampaknya langit sungguh ceria hari ini.


Melepas Ciberang, perjalanan kami lanjutkan dengan wisata kuliner. Sederhana saja, kami mulai dari membeli durian yang ada di pinggir jalan sepanjang Lebak-Serang. 
Durian, buah dengan kulit tajam dan bau yang menyengat hidung namun disukai banyak warga Indonesia. 'Rasanya enak, bahkan baunya pun tidak terlalu menyengat. Memang beda bila asli diambil dari alam yaitu sekitar Lebak.' Kira-kira begitu kata salah satu teman yang telah makan durian tersebut. Saya tidak suka durian jadi hanya bisa menikmati keceriaan dan wajah bahagia teman-teman yang lahap mencicipi durian nikmat itu.


A photo posted by Emmanuela Sabatini (@emmasabatini) on


No comments:

Powered by Blogger.