Sebuah Cerita di balik Pulau Panggang, Kepulauan Seribu Indonesia
Terik pagi matahari mengantar keberangkatan para relawan Komunitas Inspirasi Jelajah Pulau (KIJP) batch #4 (sekilas tentang mereka) menuju pulau-pulau yang tersebar di Kepulauan Seribu, Jakarta. Untuk ketiga kalinya, saya mengikuti kelas inspirasi, dimana sebelumnya mengikuti Youth Acts for Indonesia (YAFI) dan Rote Mengajar, kali ini saya ikut bersama dengan KIJP batch 4 yang diadakan tanggal 11-13 Oktober 2015, saya dan beberapa rekan relawan lainnya bertugas di Pulau Panggang.
Hari Pertama, 11 Oktober 2015
Festival Panggang menjadi kegiatan pertama kami di SDN Panggang 01 & 03, dua sekolah yang berada berdampingan namun hanya memiliki satu lapangan. Festival Panggang diwarnai oleh berbagai wahana yaitu wahana anak, remaja, serta orangtua. Wahana anak diwarnai oleh berbagai permainan tradisional Indonesia seperti bekel, congklak, lompat tali, engklek, kelereng, gangsing, dan wahana air. Sedangkan saya bertanggungjawab pada permainan congklak.
Ketika masa kini teknologi menjadi kebutuhan primer untuk seluruh kalangan bahkan hingga anak-anak, justru anak-anak di pulau panggang menikmati hingga berebut untuk bermain congklak. Sederhana namun berarti. Permainan tradisional yang kehadirannya mulai terlupakan, apakah kini hanya akan menjadi sebuah cerita?
Di kelas lainnya, terdapat wahana orangtua yaitu kelas rias, kelas dagang, dan kelas lingkungan.
Hari kedua, 12 Oktober 2015. Hari Inspirasi
Senin pagi di Pulau Panggang diawali dengan upacara Senin yang dipimpin oleh siswa kelas V. Kenangan mengikuti upacara membuat senyum rekah menemani saya sepanjang pagi, apalagi kali ini saya berdiri di deretan para guru sehingga bisa melihat jalannya upacara, yang kemudian dilanjutkan dengan penyerahan buku secara simbolis dan senam pagi dengan lagu Sherina. Diketuai oleh Mbak Acha, saya juga termasuk yang membantu gerakan senam di depan. (Ya nampaknya tari sudah menjadi bagian dari hidup saya :D)
Kelas Inspirasi dengan menginspirasi profesi pada siswa-siswi SDN Panggang 01 & 03 dimulai pk 08.00. Berbagai profesi dari dokter, engineer, MC, pengusaha/wiraswasta, psikolog, IT dan profesi lain hadir di Pulau Panggang siap untuk menginspirasi, hal ini terlihat dari energi dan persiapan mengajar yang telah dipersiapkan para relawan dari sebelum keberangkatan. Sedangkan saya yang berprofesi sebagai penerjemah siap mengajarkan bahasa asing serta manfaat berbahasa asing. Saya pribadi berharap kedatangan saya bisa memacu anak-anak untuk mencintai pulaunya sendiri dan rajin belajar bahasa terutama bahasa asing karena suatu saat bila Pulau Panggang berkembang pesat, mereka dapat mengenalkan budaya dan Pulau Panggang ke masyarakat luas bahkan bisa jadi hingga luar negeri.
"Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin bila kita mau berusaha."
Potret Kehidupan Pulau Panggang
Cuaca panas terik, berangin di sore malam hari, air payau yang dikonsumsi setiap hari membuat karakter keras pada pribadi masyarakat di pulau ini. Tapi jiwa dagang telah melekat karena sejak matahari terbit banyak ibu yang berkeliling menjajakan makanan hasil buatannya, dan anak-anak SMA sibuk berangkat sekolah dengan kapal ke Pulau Pramuka.
Bersyukur masih bisa menikmati air tawar setiap harinya, tidak seperti masyarakat di Pulau Panggang yang kesulitan mendapatkan air tawar. Bergalon-galon air tawar dalam galon dibeli untuk konsumsi, sedangkan untuk cuci mandi menggunakan air payau. Begitupula dengan saya dan rekan-rekan relawan yang melakukan hal sama dengan mereka.
"Kunci bersyukur adalah menyadari bahwa banyak orang yang kondisinya berada di bawah Anda." -Yasa Singgih-
Sebagai seorang pribadi, KIJP lebih tepatnya sekolah di pulau panggang adalah sekolah yang paling sulit diantara sekolah yang lain dimana kesabaran dan kreativitas sangat diperlukan di sekolah ini. Saya juga bertemu dengan orang-orang hebat yaitu para relawan panggang yang mau sepenuh hati, ide, raga untuk mewujudkan kegiatan ini lancar dan bermanfaat. Benar-benar harus diacungi jempol! (saya mah apa atuh dibandingkan mereka semua).
cc: Asta, Martinus, Rendhy, Sonson, Inez, Yoseph, Bono, Navyk, Pipit, Harining, Sari, Rezki, Wendi, Hessah, Anggri, Wenny, Tia, Endah, Hanna, Martini, Caron, Dhimas, Aditya, Mita, Acha, Yusuf.
---
Mungkin mengikuti kegiatan sosial (volunteer) seperti ini adalah salah satu jalan yang ditunjukNya bagi saya untuk beramal dan berbagi. Terutama mewujudkann salah satu mimpi saya yaitu berkontribusi untuk Indonesia, dan kegiatan volunteer ini adalah satu cara walau masih dalam skala kecil.
"Negeri ini butuh anak muda yang melakukan aksi sosial nyata. Bukan anak muda yang suka komentar nyinyir di media sosial." -Anonymous-
#kijp #kijp4 #jelajahpulauid #pulaupanggang #SeribuIsland #Indonesia
Keberangkatan Relawan di Marina |
Hari Pertama, 11 Oktober 2015
Festival Panggang menjadi kegiatan pertama kami di SDN Panggang 01 & 03, dua sekolah yang berada berdampingan namun hanya memiliki satu lapangan. Festival Panggang diwarnai oleh berbagai wahana yaitu wahana anak, remaja, serta orangtua. Wahana anak diwarnai oleh berbagai permainan tradisional Indonesia seperti bekel, congklak, lompat tali, engklek, kelereng, gangsing, dan wahana air. Sedangkan saya bertanggungjawab pada permainan congklak.
Ketika masa kini teknologi menjadi kebutuhan primer untuk seluruh kalangan bahkan hingga anak-anak, justru anak-anak di pulau panggang menikmati hingga berebut untuk bermain congklak. Sederhana namun berarti. Permainan tradisional yang kehadirannya mulai terlupakan, apakah kini hanya akan menjadi sebuah cerita?
Di kelas lainnya, terdapat wahana orangtua yaitu kelas rias, kelas dagang, dan kelas lingkungan.
Hari kedua, 12 Oktober 2015. Hari Inspirasi
Senin pagi di Pulau Panggang diawali dengan upacara Senin yang dipimpin oleh siswa kelas V. Kenangan mengikuti upacara membuat senyum rekah menemani saya sepanjang pagi, apalagi kali ini saya berdiri di deretan para guru sehingga bisa melihat jalannya upacara, yang kemudian dilanjutkan dengan penyerahan buku secara simbolis dan senam pagi dengan lagu Sherina. Diketuai oleh Mbak Acha, saya juga termasuk yang membantu gerakan senam di depan. (Ya nampaknya tari sudah menjadi bagian dari hidup saya :D)
Kelas Inspirasi dengan menginspirasi profesi pada siswa-siswi SDN Panggang 01 & 03 dimulai pk 08.00. Berbagai profesi dari dokter, engineer, MC, pengusaha/wiraswasta, psikolog, IT dan profesi lain hadir di Pulau Panggang siap untuk menginspirasi, hal ini terlihat dari energi dan persiapan mengajar yang telah dipersiapkan para relawan dari sebelum keberangkatan. Sedangkan saya yang berprofesi sebagai penerjemah siap mengajarkan bahasa asing serta manfaat berbahasa asing. Saya pribadi berharap kedatangan saya bisa memacu anak-anak untuk mencintai pulaunya sendiri dan rajin belajar bahasa terutama bahasa asing karena suatu saat bila Pulau Panggang berkembang pesat, mereka dapat mengenalkan budaya dan Pulau Panggang ke masyarakat luas bahkan bisa jadi hingga luar negeri.
"Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin bila kita mau berusaha."
SDN Panggang 03, Pulau Panggang (by @teenztin) |
Cuaca panas terik, berangin di sore malam hari, air payau yang dikonsumsi setiap hari membuat karakter keras pada pribadi masyarakat di pulau ini. Tapi jiwa dagang telah melekat karena sejak matahari terbit banyak ibu yang berkeliling menjajakan makanan hasil buatannya, dan anak-anak SMA sibuk berangkat sekolah dengan kapal ke Pulau Pramuka.
Bersyukur masih bisa menikmati air tawar setiap harinya, tidak seperti masyarakat di Pulau Panggang yang kesulitan mendapatkan air tawar. Bergalon-galon air tawar dalam galon dibeli untuk konsumsi, sedangkan untuk cuci mandi menggunakan air payau. Begitupula dengan saya dan rekan-rekan relawan yang melakukan hal sama dengan mereka.
"Kunci bersyukur adalah menyadari bahwa banyak orang yang kondisinya berada di bawah Anda." -Yasa Singgih-
Sebagai seorang pribadi, KIJP lebih tepatnya sekolah di pulau panggang adalah sekolah yang paling sulit diantara sekolah yang lain dimana kesabaran dan kreativitas sangat diperlukan di sekolah ini. Saya juga bertemu dengan orang-orang hebat yaitu para relawan panggang yang mau sepenuh hati, ide, raga untuk mewujudkan kegiatan ini lancar dan bermanfaat. Benar-benar harus diacungi jempol! (saya mah apa atuh dibandingkan mereka semua).
cc: Asta, Martinus, Rendhy, Sonson, Inez, Yoseph, Bono, Navyk, Pipit, Harining, Sari, Rezki, Wendi, Hessah, Anggri, Wenny, Tia, Endah, Hanna, Martini, Caron, Dhimas, Aditya, Mita, Acha, Yusuf.
---
Mungkin mengikuti kegiatan sosial (volunteer) seperti ini adalah salah satu jalan yang ditunjukNya bagi saya untuk beramal dan berbagi. Terutama mewujudkann salah satu mimpi saya yaitu berkontribusi untuk Indonesia, dan kegiatan volunteer ini adalah satu cara walau masih dalam skala kecil.
"Negeri ini butuh anak muda yang melakukan aksi sosial nyata. Bukan anak muda yang suka komentar nyinyir di media sosial." -Anonymous-
#kijp #kijp4 #jelajahpulauid #pulaupanggang #SeribuIsland #Indonesia
No comments: