Prosesi Pernikahan Adat Bali Indonesia
Suatu kehormatan tersendiri boleh mengikuti prosesi pernikahan adat Bali untuk pertama kalinya dalam hidup. Apalagi pernikahan yang dilaksanakan sendiri oleh sahabat saya, yang merupakan putra Bali. Bukan hanya mengikuti prosesinya, sayapun ikut serta mengenakan pakaian Bali untuk berdoa yakni kebaya, kamen, serta selendang.
Upacara pernikahan sahabat saya, Bli Agung, dilaksanakan di rumahnya yaitu Kabupaten Klungkung, Bali Indonesia. Saya hanya dapat hadir saat pernikahan adat dan resepsinya. Sesungguhnya, perjalanan pernikahan Bali terbilang cukup panjang. Sebelum menikah, ada keharusan bagi mempelai pria ke rumah sang mempelai wanita untuk pendekatan dengan keluarga calon. Hingga puncaknya, sang mempelai pria "menjemput" calon istri untuk diboyong ke rumahnya, atau yang disebut dengan "Ngidih". Sejak saat ini, sang mempelai wanita tinggal bersama keluarga pria hingga hari pernikahan.
Datang satu malam sebelum Hari-H, saya pikir kesibukan keluarga bli hanyalah menyiapkan makanan dan dekorasi untuk upacara. Namun saya keliru. Memang seluruh keluarga hingga keluarga terdekat (sepupu, tante, om, keponakan, dll) datang untuk membantu memasak serta dekorasi rumah. Namun ada hal yang berbeda di tradisi Hindu-Bali yakni sejak kedatangan sang mempelai wanita, rumah selalu ramai dengan tamu yang berdatangan untuk mengucap selamat, berkenalan, serta memberi hadiah kepada kedua mempelai.
Tentunya senang sekali bisa menyaksikan keakraban segala penyambutan ini, namun di sisi lain kedua mempelai juga terlihat cukup lelah karena waktu istirahat yang hanya sedikit. Walau demikian, ini adalah proses yang memang harus dilalui oleh mereka. Hal ini juga sebagai wadah untuk mengenalkan mempelai wanita kepada keluarga pria, serta berkumpul keluarga besar. Toh pernikahan hanya dilangsungkan sekali seumur hidup, kan?
Kini datanglah hari yang ditunggu, hari pernikahan adat dan resepsi Bali. Rumah sohib saya, Bli Agung, telah disulap warna-warni cantik untuk menyambut hari bahagia ini!
Upacara Medengen dengen / Mekala-kalaan
Di pagi hari, prosesi dimulai dengan upacara "Mekala-kalaan", yang memiliki beberapa tahapan sarat makna. Dengan pakaian adat Bali yaitu Payas Agung beserta bancangan untuk wanita di kepala, mempelai pria dan wanita mengitari alas tikar yang terdapat "banten" atau sajen-sajen, serta memutarinya sebanyak tiga kali. Sang pria membawa tegen-tegenan yang diantukkan ke alas dan banten tersebut. Sedangkan mempelai wanita membawa bakul berisi talas, kunir, beras, dan bumbu-bumbu. Putaran ini diakhiri dengan menyentuh kaki pada kala sepetan. Hal ini menunjukkan tugas dan tanggung jawab dari kedua mempelai, bukan hanya nafkah kehidupan tapi juga tanggung jawabnya kepada Sang Hyang Widhi.
Menusuk tikeh dadakan |
Di depan kedua mempelai, terdapat benang yang telah diikat dengan dua bilah pohon. Melewati benang putih ini ternyata juga memiliki arti. Inilah pertanda bahwa kedua mempelai siap menempuh hidup baru sebagai keluarga.
Prosesi berlanjut lagi ke bagian yang saya sukai, yaitu dagang-dagangan. Kehidupan rumah tanggapun perlu adanya kesepakatan akan keuangan, bukan? Pihak pengantin pria membeli dagangan dari wanita dan sang wanita menyimpan uang tersebut. Hal ini bermakna bahwa kedua mempelai siap berkomitmen, mengatur, serta menanggung resiko yang mungkin timbul dari kehidupan keuangan rumah tangga.
Dagang-dagangan |
Upacara Mejaya-jaya
Sebelum dilanjutkan oleh Pedanda, pemangku adat menghaturkan doa sambil berputar mengelilingi rumah untuk menyucikan kediaman pengantin pria. Sang pedanda mengawali dengan doa dilanjutkan berkat kepada kedua mempelai. Saya tidak tahu persis alur doanya, namun yang paling terkesan adalah saat kedua mempelai dikenakan tali di kepala serta diikatkan benang dengan koin kecil mengelilingi tubuhnya.
Setelah prosesi doa selesai, pengantin mengakhiri prosesinya dengan suap-suapan. Ternyata ada juga bagian yang seru begini ya! Jadi resmilah mereka menjadi suami dan istri. Senang juga saya diminta untuk mendokumentasikan prosesinya, walau masih pemula di bidang ini.
Suap-suapan! |
Pengantin pria dan wanita menuju pura untuk menghantarkan segala permohonan kepada Sang Hyang Widhi. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan resepsi di rumah keluarga pria. Selamat ya Bli Agung dan Gek Manik! Langgeng, bahagia selalu, dan segera dikarunia momongan. Terima kasih juga sudah menyambut dan memberi ruang bagi saya untuk ikut serta dalam prosesi pernikahan adat Bali. Sampai jumpa lagi!
Klungkung, 29 Maret 2018
#klungkung #bali #indonesia #adat #balinese #balinesewedding #traditionalwedding #wedding #upacaraadat
bagus blognya mbak emma
ReplyDeletepernikahan adat bali memang seperti itu
apakah ada upacara potong giginya?
kayaknya ada ya, soalnya foto paling atas yang memakai pakaian "payas agung" bertiga.
makasih :)
Deleteupacara potong giginya ada, tp 2 hari sebelum nikah. cm sayanya blm hadir, jd ga ada foto dan ceritanya.. :(
Menikah adalah tujuan dan impian Semua orang, Melalui HIS Graha Elnusa Wedding Package , anda bisa mendapatkan paket lengkap mulai dari fasilitas gedung full ac, full carpet, dan lampu chandeliar yg cantik, catering dengan vendor yang berpengalaman, dekorasi, rias busana, musik entertainment, dan photoghraphy serta videography.
ReplyDeleteKenyaman dan kemewahan yang anda dapat adalah tujuan utama kami.
Hubungi : 0822 – 9914 – 4728 (Rizky)