Spot Memikat Gunung Pinang, Serang

October 01, 2017

Gunung Pinang, salah satu wisata alam di Banten, merupakan kawasan hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani. Gunung ini berada di jalur utama Serang-Cilegon, Kecamatan Kramatwatu, Banten. Jika berangkat dari Kota Serang, maka Gunung Pinang akan berada di kiri jalan sebelum Perumahan Citragarden BMW. Wisata alam ini terbilang mudah untuk didatangi, karena dilalui transportasi umum yaitu angkot biru muda jurusan Serang-Cilegon.

Walau namanya Gunung Pinang, tapi tempat ini layaknya bukit karena hanya memiliki ketinggian 300 mdpl sehingga ditujukan untuk trekking sepeda maupun hiking ringan. Kini, keberadaannya kian popular di kalangan anak muda karena menghadirkan banyak hiasan sehingga cocok untuk dijadikan lokasi berfoto atau kalau kata anak zaman sekarang instagram-able. Karena itu, saya dan enam teman lainnya ingin ikut semarak menikmati sensasi hiking dan foto kekinian seperti yang ramai diperbincangkan. 






Selamat datang Gunung Pinang

Note :
Harga tiket 10.000/orang
Motor Rp 5.000 dan Mobil Rp 8.000




Warna-warni Memikat di Gunung Pinang

Sejak memasuki Wisata Alam Gunung Pinang, mata telah disuguhkan oleh hiasan warna-warni. Pantas saja, banyak muda-mudi yang datang khusus untuk berfoto. Nah, berikut spot-spot memikat di Gunung Pinang versi kami yang dapat jadi penyemangat selama pendakian. Tapi ada aturan mainnya, tetap jadi pengunjung bijak yang menjaga alam ya. Yuk, kita mulai!

Cerahnya hari dipadu dengan gemerlap payung-payung dan ban-ban bekas yang menambah terangnya pagi. Sambutan yang apik sebelum mendaki Gunung Pinang. 

Spot 1 : Payung warna

Spot 2 : Ban warna

Perjalanan dilanjutkan. Belum juga mencapai puncak, keringat dan lelah sudah menghantui perjalanan. Berhenti hingga duduk sejenak untuk melepas lelah jadi pilihan. Nah, saat-saat seperti ini asyik juga bila diabadikan dalam sebuah foto. Hilangkan lelah dengan bersantai dan beri senyum lebar, gunakan alam sekitar untuk latarnya. Apalagi bila menemukan batang pohon tebal di tengah perjalanan!

Spot 3a : Alam sekitar
Spot 3b : Alam sekitar

Ada nih ide dari salah seorang teman. Tempat sampah yang dicat warna, tak kalah menarik untuk dijadikan foto. Katanya sih, "Buanglah mantan pada tempatnya." Nah, kan!

Spot 3c : Alam sekitar

Setelah melewati kurang lebih 1,5 jam dikarenakan berhenti untuk istirahat dan berfoto, akhirnya sampailah kami di Puncak Gunung Pinang. Tak hanya tempat foto, area jajanpun tersedia di puncak ini. Para pedagang siap menyediakan pelepas dahaga dan lapar untuk para pendaki. Kamipun berhenti sejenak untuk mengembalikan napas yang terengah sambil melepaskan dahaga.

Setelah itu, kami melanjutkan jalan di Puncak Gunung Pinang, sebelum melepas lapar. Ini lagi kreatifnya teman-teman sependakian, membuat tulisan berima dengan sang gunung. "Kutunggu kau di Gunung Pinang, untuk datang meminang."

Spot 4 : Tanda Puncak Pinang

Di sebelah kiri terdapat kupu-kupu beserta ayunan kecil. Untuk ayunan, harap berhati-hati karena belum ada pijakan di bawahnya, riskan untuk terjatuh. Untuk menghindari bahaya, cukup berfoto tanpa harus duduk di ayunan tersebut.
Spot 5 : Kupu-kupu

Spot 6 : Ayunan

Ada lagi jembatan kayu yang berbentuk hati. Namun pengunjungnya cukup banyak dan harus mengeluarkan kocek lagi sebesar Rp 5.000. Jadi kami cukup berfoto di depannya dan berpindah ke tempat lainnya.


Spot 7 : Hati kayu

Spot 8 : Bola langit

Spot 9 : Tangga pohon




Memilih pagi untuk mengunjungi Gunung Pinang adalah pilihan yang tepat, karena pagi hari biasanya para pengunjung datang untuk berolahraga sehingga pendakian akan lebih bersemangat. Namun, jika datang agak siang atau lebih dari jam 9, akan banyak pengunjung yang membawa kendaraan pribadinya baik mobil ataupun motor ke puncak sehingga debu akan sedikit mengganggu para pendaki. Hingga tulisan ini diturunkan, jalan pendakian belum sepenuhnya teraspal sehingga masih ada area terjal dan cukup bikin deg-degan untuk para pengendara motor ataupun sepeda.

Lewat tulisan ini, saya memang berbagi cerita tempat memikat yang menggugah hati untuk diabadikan dalam sebuah foto. Namun, tetaplah menjadi pengunjung bijak selama berada di lokasi ini. Gunung Pinang adalah kawasan hutan yang dihias untuk menjadi wisata alam ramah pengunjung. Jagalah kelestarian alam, berperilaku santun, tidak mengotori ataupun membuang sampah sembarangan. Sudah cukup banyak sampah yang bertebaran tanpa tahu siapa pemiliknya. Berwisata dan meninggalkan sampah harusnya bukan jadi suatu kebiasaan, tapi hal yang memalukan.




Sejarah Gunung Pinang

Sebelum menarik seperti sekarang ini, Gunung Pinang bukan tempat wisata melainkan sebuah hutan lebat, rapat, dan subur dengan berbagai tingkatan strata tajuk. Hingga pada 1940-1943, terjadi beberapa kali kemarau panjang di wilayah sekitar Gunung Pinang yang mengakibatkan kekeringan. Dikarenakan kepercayaan masyarakat bahwa dengan membakar hutan akan turun hujan, maka kawasan hutan gunung pinang menjadi lahan kritis dengan tegakan pohon yang jarang. 

Kemudian reboisasi dilaksanakan sejak tahun 1970, dilanjutkan reboisasi heroik pada tahun 1978-1979 dengan berbagai macam jenis tanaman. Karena reboisasi ini, maka di Puncak Pinang terdapat berbagai macam vegetasi antara lain jati, mahoni, acaur, cebreng, kesambi, dan flamboyan.

Papan Sejarah Gunung Pinang



Hikayat Gunung Pinang

"Konon ceritanya, di daerah pesisir Teluk Banten hidup seorang janda miskin dengan anak laki-laki bernama Dampu Awang. Dampu Awang kemudian merantau dan menikah dengan anak gadis dari seorang pemilik kapal yang kaya raya, dan Dampu diangkat menjadi nahkoda. Suatu hari, Dampu dan istri beserta pengawalnya berlayar dari negeri Malaka ke Banten, dan saat sampai di Teluk Banten, Dampu tidak mengakui ibunya yang miskin. Akhirnya saat Dampu kembali berlayar, kapalnya dihantam badai angin puyuh dan terlempar jatuh telungkup, dan kemudian menjelma menjadi Gunung Pinang."

Hikayat Gunung Pinang

Hikayat Gunung Pinang tersebut terpampang pada sebuah papan di Puncak Pinang. Ceritanya kurang lebih sama dengan Legenda Malin Kundang. Jangan lupa untuk sejenak membaca hikayat ini, karena biasanya pengunjung hanya tertarik untuk berfoto-foto tapi melupakan sejarah ataupun cerita yang hidup di balik tempat tersebut.


Masih penasaran bisa ekplor apalagi dari Banten? Yuk coba Wisata Pulau Tiga yang berada di Karangantu, Serang! Dan sedikit penutup dari kami, berbagi kebahagiaan dengan sebuah kreasi gerak dan lagu. Karena perjalanan itu tergantung bagaimana cara kita menikmatinya. Happy and Enjoy!






Gunung Pinang, Serang Banten. 21 September 2017.
#catatanperjalanan #travelwriting #travelphotography #emmasabatini #Indonesia #exploreserang #explorebanten #travelserang #travelbanten #indonesiabagus #nongbanten

No comments:

Powered by Blogger.